page counter

sejak 4 April 2008

Manasik Haji Kecil TKIT Nurul Islam Jogjakarta
Hari Minggu 20 Januari 2008 merupakan salah-satu hari yang dinantikan oleh saya dan teman-teman di TKIT Nurul Islam Jogjakarta. Pada hari itu lapangan Kavaleri Kompi Panser Batalyon 403 Demak Ijo Jogjakarta yang biasanya selalu ramai digunakan oleh bapak-bapak tentara. Saat ini menjadi "lautan putih".

Menurut yang Yusuf dengar dari ustadzah Resmi Ratnawati AMd bahwa ada sekitar Sekitar 771 anak dari TPA, kelompok bermain serta taman kanak-kanak dari sejumlah sekolah yang dikordinir TPA-KB-TKIT Nurul Islam melakukan Manasik Haji kecil.

Asyik lho teman-teman..........manasik haji kecil ini Yusuf ikuti dari mulai tawaf berkeliling Ka'bah, berlari kecil antara dua bukit Shafa dan Marwa, memasuki terowongan Mina, wukuf di Arafah, melempar jumrah maupun tahalul. Banyak teman-teman Yusuf yang ikut dengan tertib mengikuti seluruh rangkaian acara ini. Tuch lihat diantara teman-teman Yusuf masih ada yang menangis begitu minta bergabung dikala mulai tawaf mengelilingi tiruan Ka'bah.
Ada juga yang menolak saat rambutnya mau dipotong saat tahalul atau yang seenaknya menguap karena ngantuk saat wukuf. Itulah dunia kami, dunia anak-anak. Termasuk Yusuf juga, sebelum ikut bergabung dengan teman-teman, Yusuf menyempatkan diri berfoto di depan tank (tiruan). Setelah selesai pun, sebelum pulang......... Yusuf sempat bergaya di depan sebuah panser bersama-sama dengan Farras, Haikal dan Ridho. Ternyata ada haji kecil yang hobi main perang !

Namun demikian secara umum acara ini berlangsung dengan sukses. Menurut ustadzah Resmi Ratnawati AMd, acara semacam ini dimaksudkan untuk mengenalkan ibadah haji sejak dini pada anak-anak. Selain tentunya untuk menumbuhkan dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Saat aku masih bayi

Pasti semua rekan2 pernah mengalami masa bayi khan? yang jelas gak langsung "ujug-ujug" dewasa...........pasti mengalami masa2 bayi. Saya dilahirkan di Surakarta.......orang menyebutnya Solo. Waktu itu bapak dan ibu saya tinggal di Dusun Triyagan RT12, RW 06, Desa Triyagan, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo. Bila dilihat nama kabupatennya, rekan2 jangan bingung dengan lokasi ini. Kami tinggal justru dibagian timur yang berbatasan dengan Kab. Karanganyar. Jadi lebih dekat kalau mau pergi ke Karanganyar dibandingkan ke Kab. Sukoharjo.Tidak berlebihan dipilih oleh bapak-ibuku krn sangat berdekatan dengan lokasi tempat bekerjanya bapak di UNS.
Dengan perjuangan dan pengorbanan dari ibuku tercinta, saya lahir di hari Senin, 24 Desember 2001, atau tepatnya pukul 07.10 pagi. Semua orang2 terdekat mendampingi ibu ......ya tentu saja Bapakku, ada juga Mbah Lanang dan Mbah Wedok. Tidak ketinggalan Eyang dan Tante Nuri & Novi serta Om Iwan dan Tante Puri. Mereka semua menunggui detik2 membahagiakan dan tentu saja ikut memberikan dukungan moril dan doa bagi ibu yang sedang berjihad. Oh ya, Om Edi-Jokteng sahabatnya bapak datang juga.

Saya lahir dengan berat 3100 gr dan panjang badan 49 cm. Selama kurang lebih 3 hari saya tinggal di RSUD Dr. Moewardi Solo. Kami pulang bersama-sama ke rumah di Triyagan dan di sana sudah disiapkan segala sesuatunya oleh Mbah Wedok dan Eyang untuk menyambut kehadiranku.
Terlihat difoto tersebut saat saya berumur 1 minggu. Endut khan? orang-orang banyak yang gemes melihatku. Oh ya selama itu pula sebelum puputan atau lepasnya ikatan tali puserku selama selapan hari, secara bergantian Mbah Wedok dan Eyang menemaniku. Menurut tradisi sih, lepasnya tali puser tsb jatuh di hari-hari ganjil dan selalu disertasi dengan naiknya suhu badan. Selama itu pula, tali puser saya, selalu dibersihkan dengan alkohol. Saat diperiksa ke dokter Rustam Siregar, eh tali puser tsb sudah lepas sendiri. Oh ya rekan2, sebenarnya saya mempunyai dokter langganan di sekitar rumah namanya dokter Rustam Siregar. Beliau ini dokter spesialis anak dan orangnya "agak-agak" galak sama orang tua bila ketahuan para orang tua tidak bisa menjaga anaknya maka beliau akan langsung memarahinya.....hehehe.

Selama 2 tahun kami tinggal di Triyagan sebelum pindah ke Jaten, Karanganyar. Di Triyagan saya tumbuh cukup pesat hehehe. Yang jelas saya pernah digundul sama ibu dan wah kelihatan bulet sekali wajahku. Kemudian sempat pula saat saya sdh bisa belajar tengkurep, saya digundul lagi.....jadi kelihatan lucu ya !
Terakhir saya nampak potok saat saya sdh bisa jalan dan lari-lari.
Out-Bond TKIT Nurul Islam
Pagi hari saya harus bangun lebih awal dibanding hari-hari biasanya. Kalau hari libur sekolah, baik Sabtu maupun Minggu, saya "dibebaskan" oleh ibuku untuk bangun agak telat. Yach, gimana lagi mungkin ini sebagai wujud penghargaan atas semangat dan rajin nya saya untuk bagun di pagi hari sekali sebelum berangkat sekolah.

Kalau ibuku sich sudah bangun sejak pagi hari sekali. Sempat kuimpit di sela-sela tidur ku, ibu ku selalu bangun paling lambat jam 04.00 pagi. Berikutnya adikku Yunus yang bangun. Saya biasanya akan tergugah untuk ikut bangun bila sudah ada adikku disampingku. Biasanya adikku itu saking sayangnya selalu mencium keningku saat aku tidur. Maksudnya sayang, tapi akhirnya saya bisa bangun hehehe.

Oh ya, perlu saya ceritakan pula bahwa saya selalu menceritakan aktifitas sehari-hari selalu bersama dengan ibu, Mbah Lanang-Mbah Wedok, Lek Riri, eyang atau pun tante. Sedangkan bapakku jarang saya ceritakan. Saat ini bapakku sedang menempuh tugas belajar program doktornya di Taiwan.

Hari Minggu, 22 April 2007 adalah hari yang penuh keceriaan. Ibu sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentunya snack kesukaanku....ada coklat, wafer, permen dan minuman segar.........hem enak sekali nyam....nyam...nyam. Saya, ibu, Lek Riri dan tidak ketinggalan adikku Yunus turut serta menyaksikan kebolehanku dalam beradu ketangkasan dan kecepatan dalam out-bound ini. Yang menarik dalam out-bond ini diselenggarakan bersama-sama dengan TKIT yang ada di kecamatan Gamping, Sleman. Tempatnya ? jangan diragukan lagi..........tempat ini sangat indah sekali dan sekaligus penyelengaranya adalah SDIT Alam Nurul Islam. SD ini terletak tidak jauh dari lokasi TK saya (TKIT Nurul Islam), tepatnya di Ring Road Barat Cambahan Nogotirto Gamping Sleman Jogjakarta.

Pengin tahu bagaimana persiapan sebelum lomba. Nich dia gambarnya. Ayo, siapa yang mau bertanding denganku? saya sudah siap nich !
Tantangan saya telah dipenuhi oleh teman-temanku........hehehe. Ternyata yang mau bertanding dengan saya sudah ada yang bersedia. Ini dia teman-temanku yang sudah mau jadi lawan bertandingku.

Layaknya penantang dan yang ditantang, kita bersalaman dulu agar sportifitas tetap terjaga. Tidak ketinggalan pula sang paparazi yaitu ibu ku mengabadikan momen ini...... hehehe makasih Bu ! Ini dia lawan bertandingku. .
Dari sisi fisik, saya tidak kalah dengan lawanku ini. Tinggi, kuat, besar dan selalu murah senyum. Kalau cakep sich, pasti iya !
Terlihat saya merangkul pundak teman-teman. Ini sebagai tanda persahabatan.


Saat mulai lari, halang-rintang yang saya temui adalah "mbrobos tali" (bahasa Indonesianya apa ya? hehehe). Terlihat saya memimpin di depan. "Saya menggunakan gaya berjalan seperti kucing", begitu kata ustadz. Meskipun talinya terbuat dari rapia, jadi tidak masalah kalau punggung tersangkut sedikit.
.

Terakhir halang-rintang yang harus saya selesaikan adalah menerobos ban dan menaiki tanjakan yang terbuat dari kayu miring.
Wah susah lho ! karena saya harus mengambil ancang-ancang untuk lari agar supaya bisa sampai di ujung